AG892KEDIEIRAYA.COM||Kediri - Bertepatan dengan Sasi Suro atau bulan pertama dalam kalender Jawa, warga Dusun Besuk, Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem, Warga berbondong bondong turut dalam gelar Suruan tersebut yang menjadi daya tarik tersendiri bagi warga masyarakat setempat dan sekitarnya.
Pasalnya, dalam tradisi tahunan yang dilaksanakan setiap hari Jum’at Legi di Bulan Muharram / Suro ini bukan hanya digelar dengan kegiatan selamatan saja, melainkan juga dilakukan kirab tumpeng.
Yang menarik, warga masyarakat bukan hanya membuat tumpeng dari nasi saja, tetapi juga ada tumpeng raksasa dari hasil pertanian, dan Tahu Takwa yang menjadi ciri khas Kediri.
Kirab tumpeng ini selain diikuti oleh Kepala Desa Toyoresmi Gatot Siswanto juga hadir Camat Ngasem Edi Subiyakto, Babinsa, Bhabinkamtibmas, seluruh perangkat desa, dan segenap lembaga desa, seperti Ketua BPD Toyoresmi, M. Akson Nul Huda, SH., MH, beserta anggota, Ketua RT, RW, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta ribuan warga desa setempat.
Saat ditemui tim redaksi AG892 Kepala Desa Toyoresmi, Gatot Siswanto mengatakan, sebelum berjalan kaki untuk kirab tumpeng dikonfirmasi mengatakan, kegiatan ini sebenarnya merupakan tradisi rutin dari tahun ke tahun dalam Bersih Dusun Besuk, sehingga perlu dilestarikan,"jelas Gatot GTT sapaan akrabnya Jum'at (02/8/2024) pagi
“Kita berjalan kaki bersama seluruh perangkat desa, dan lembaga desa dari rumah Pak Sekdes menuju Punden Dusun Baran, yaitu Mbah Showijoyo. Disana kita memanjatkan do’a, setelah itu dilanjutkan ke Makam Mbah Kabul, atau Auliya Syekh Zainal Abidin di Setono Kabul,” katanya
Masih menurut Gatot Siswanto yang juga Ketua UMKM Kelud Mandiri ini memaparkan, kegiatan bersih dusun ini merupakan wujud syukur masyarakat kepada Tuhan YME, yang telah meanugrahi dengan segalanya.
“Kegiatan ini sebagai wujud rasa ucap syukur masyarakat Dusun Besuk, Desa Toyoresmi kepada Tuhan YME, diwujudkan dengan sedekah bumi, dengan berharap kepada Alloh SWT, harapannya Desa Toyoresmi diberi keselamatan agar masyarakat Desa Toyoresmi Gemah Ripah Loh Jinawi, dalam bercocok tanam bisa melimpah rejekinya turah blawah dan barokah, yang utama agar selamat dunia akhirat,” ucapnya
Pemilik Perusahaan Tahu Takwa GTT Kediri ini juga menjelaskan, bahwa kirab tumpengan ini sebagai salah satu icon desa yang bertujuan untuk menciptakan ekonomi kerakyatan di bidang pariwisata.
“Yang dikirab mulai UMKM, berwujud Tumpeng Tahu Takwa, yang sudah menjadi icon di desa kita, bahkan menjadi icon nasional, dulu pernah menjadi Tumpeng Tahu Raksasa yang ada di Kabupaten Kediri dan Indonesia,
“Semua pertanian-pertanian kita libatkan untuk bersedekah dan bersyukur kepada Tuhan YME, harapanya bisa mendukung progam bupati untuk menciptakan ekonomi kerakyatan di bidang pariwisata,”pungkasnya (AG892/kallo)
0 Komentar